Rabu, 20 April 2016

Cara Kerja Baling Baling Helikopter

            Dalam artikel ini saya akan membahas tentang cara kerja baling baling helikopter. Awal mula saya penasaran sama cara terbang helikopter,biar lebih akrab kata “saya” diganti “ane” ya wkwk. Ane gk habis pikir helikopter bisa maju ato mundur gitu padahal ane ngiranya ntuh baling baling Cuma bisa muter lawan arah jarum jam gitu ternyata enggak gan . Mau tahu ? yuk baca dengan teliti biar ilmunya meresap !

Helikopter adalah jenis alat transportasi udara lain selain pesawat terbang. Helikopter berasal dari bahasa yunani, yaitu Helix (spiral) dan Pteron (sayap). Mulai dikenal pada tahun 1452-an oleh Leonardo da Vinci. Helikopter termasuk jenis pesawat. Ada 3 jenis pesawat yaitu :
  1. Pesawat bersayap tetap (seperti pesawat terbang pada umumnya)

  1. Pesawat bersayap putar (helikopter)
  1. Pesawat hybrid (campuran dari cara kerja pesawat bersayap tetap dengan pesawat bersayap putar)
Dibandingkan dengan pesawat tetap macam Air Force One ,helikopter lebih kompleks dan lebih mahal dan sulit dioperasikan (katanya) Kelemahan helikopter adalah lambat ,daya jelajahnya pendek ,dan muatan yang terbatas. Kelebihannya : helikopter mampu terbang mundur,ditempat,lepas landas secara vertikal,dan bisa terbang dilokasi manapun . Oleh karena itu helikopter biasanya dipakai tim penyelamat untuk menjangkau daerah yang sempit.
Cara Kerja Helikopter
Helikopter dapat terbang dikarenakan gaya angkat yang dihasilkan dari perputaran baling-baling pada rotornya (mesin pemutar baling2 yang terdapat diatas helikopter). Baling2 tersebut mengalirkan aliran udara dari atas ke bawah. Aliran udara tersebut sangat deras sehingga mampu mengangkat helikopter yang berbobot belasan ton.
Jika pada pesawat terbang gaya angkat dihasilkan dari aliran udara yang melewati sayapnya, maka pada helikopter, fungsi sayap tersebut diganti dengan baling-baling yang berputar. Untuk mendapatkan gaya angkat, baling-baling rotor harus diarahkan pada posisi tertentu sehingga dapat membentuk sudut datang yang besar.



Penampang baling2 lebih lebar di bagian atasnya, dengan bentuk seperti itu, udara yang melewati bagian atas baling2 akan lebih cepat daripada di bagian bawah, tetapi tekanannya kecil, dan sebaliknya, udara yang mengalir di bagian bawah baling2 memiliki kecepatan yang lebih kecil, tetapi tekanannya lebih besar, aliran udara yang terjadi pada tiap baling2 menyebabkan terjadinya gaya angkat kecil, tetapi dengan perputaran baling2 yang sangat cepat akan membentuk suatu permukaan yang rata dan udara yang menekannya ke atas menimbukan tekanan besar yang akhirnya menghasilkan gaya angkat yang besar pula.
Daya angkat (lift) yang ditimbulkannya tergantung pada sudut serang (angel of attack) dan kecepatan baling-baling saat berputar.




Anti Torque
Perputaran yang terjadi pada baling2 akan menimbulkan tenaga putar (torque) pada badan helikopter, harus ada “penahan” agar badan helikopter tidak ikut berputar. Oleh karena itu haru ada Anti Torque yang berguna untuk menghilangkan atau menangkal efek putaran tersebut, gaya putarnya harus berlawanan dengan arah gaya putar baling2 pada rotor utama. Jika gaya putar baling2 utama menghasilkan gaya putar ke kanan, maka Anti Torque harus menghasilkan gaya ke kiri, begitu juga sebaliknya.


Bagian Bagian Helikopter
1.      Tail Rotor
Terletak dibagain belakang helikopter, rotor ini adalah rotor kecil yang berputar secara vertikal dan berfungsi untuk mebelokan helikopter sesuai arah yang dinginkan dan juga sebagai Anti Torque.

2.      Baling-baling rotor (rotor blade) Helikopter
                 Pada helikopter, fungsi sayap digantikan dengan baling baling yang setiap baling balingnya meski berukuran lebih kecil dari sayap pesawat biasa, namun ketika diputar curvanya relatif sama dengan sayap pesawat. Untuk mendapatkan gaya angkat, baling-baling rotor harus diarahkan pada posisi tertentu sehingga dapat membentuk sudut datang yang besar. Prinsipnya sama dengan pesawat bersayap tetap, pada helikopter ada dua gaya besar yang saling memberi pengaruh. Aliran udara yang bergerak ke depan baling-baling menekan baling-baling sehingga bilah baling-baling terdorong balik ke belakang menghasilkan suatu gaya angkat kecil. Tetapi ketika aliran udara bergerak cepat melewati bagian atas dan bawah bilah-bilah baling-baling, tekanan udara yang besar di antara baling-baling otomatis akan mengembang ke seluruh permukaan yang bertekanan lebih rendah, menyebabkan baling-baling terdorong ke atas dan helikopter pun terangkat. Yang perlu diingat, meski bilah-bilah baling-baling itu hanya beberapa lembar, namun dalam keadaan berputar cepat, ia akan membentuk suatu permukaan yang rata dan udara yang menekannya ke atas menimbukan tekanan besar yang akhirnya menghasilkan gaya angkat yang besar pula. Prinsip ini sama dengan fungsi propeler pada pesawat bermesin turboprop dan sama pula dengan "kitiran/kincir" mainan anak-anak.


 









3.      Sayap kecil pada helikopter (Canard)
Beberapa helikopter yang digunakan dalam perang, seperti “Mil Mi-24 Super Hind Mk III” misalnya dilengkapi dengan sayap kecil yang disebut canard, fungsi pertamanya untuk meringankan beban rotor utama dan yang kedua untuk meningkatkan laju kecepatan dan memperpanjang jangkauan jelajah. Fungsi lain adalah sebagai gantungan senjata, rudal dan lain-lainnya. Dengan menambahkan sayap pendek ini, maka perbedaan fungsional antara pesawat tetap dengan helikopter menjadi samar. Pesawat bersayap tetap juga ada yang mampu terbang-mendarat secara vertikal (Vertical Take-off Landing/VTOL). Contohnya, Harrier dari jenis Sea Harrier atau AV-8 Harrier.
. Canard pada helicopter “Mil Mi-24 Super Hind Mk III”.
(Yang dibelakang itu Gan, bawahnya Tail Rotor)
4.      Swash Plate
 mempunyai dua bagian utama utama yaitu satu pelat yang tetap (fixed) yaitu yang berwarna biru dan pelat yang berputar yang ber warna merah. Swash plate ini yang berfungsi untuk mengatur pergerakan pesawat dengan cara mengatur sudut serang udara pada rotor blade. Ini yang menentukan arah gerak helikopter (kanan,kiri,maju,mundur)


Itu yang warna biru nanti bisa digerakkan atau digoyang goyang gan dan sangat berpengaruh sama arah baling baling utama.



5.      Engine
Engine merupakan komponen utama dari sebuah helikopter yang berfungsi menggerakkan semua mekanik yang ada dan tentunya memerlukan bahan bakar untuk menjalankan mesin yang disuplai dari tangki bahan bakar yang berada di bawah bagian belakang dari badan utama helikopter. Engine helikopter biasa juga disebut dengan Engine Turboshaft.


Itu yang menurut ane paling vital dalam susunan helikopter, sebenarnya masih banyak bagian bagiannya , tetapi di artikel ane hanya mambahas tentang CARA KERJA BALING BALING HELIKOPTER . Jadi tetap baca ya !
Kontrol Baling Baling Rotor Pada Helikopter
Untuk mengoperasikan helikopter itu ada alat kemudi yang biasa disebut collective pitch dan cyclic pitch masing-masing berfungsi sebagai pengatur gaya angkat dan pendorong helikopter untuk melaju ke depan. Begitu sederhana cara kerjanya, tetapi mentransformasikannya dalam sebuah teknologi sungguh pekerjaan yang sangat rumit.
. Kontrol pada helikopter.

Collective pitch merupakan pengatur kemiringan semua rotor blade secara berbarengan yang dapat menghasilkan gaya angkat secara vertikal. Cyclic pitch merupakan pengatur kemiringan untuk masing-masing rotor blade pada setiap perputaran rotor. Hal tersebut mempengaruhi gerakan berputar pesawat, menggerakan bagian depan helikopter ke atas atau ke bawah atau memutar pesawat dari sisi ke sisi. Selain itu terdapat differential collective pitch yang merupakan pengontrol yang mempengaruhi gerakan helikopter ke kiri atau ke kanan. Differential collective pitch memungkinkan salah satu pitch terangkat lebih tinggi dari collective pitch lainnya. Hal ini meningkatkan perlawanan dan torsi yang lebih dalam satu rotor dari pada rotor yang lainnya sehingga dapat memutar pesawat pada sumbu vertikal.



. Collective pitch sebagai pengatur daya angkat helikopter.

. Cyclic pitch sebagai pengatur daya dorong helikopter.

 Differential collective pitch sebagai pengatur gerakan berputar pada sumbu vertikal.

. Lepeng blade pada posisi awal.

. Lempeng blade terangkat akibat collective pitch berubah.

. Perubahan dari cyclic pitch control.
nah Gan tadi pas diatas yang warna biru goyangnya kaya gini Gan. Asoy kan wkwk
      Kontrol putaran rotor blade helikopter (control heading)
Pada konfigurasi rotor, bukan hanya sekedar bisa berputar lalu terbang dan mengambang. Sebab setiap baling-baling yang diputar akan selalu menimbulkan tenaga putaran yang disebut dengan istilah umum torque. Untuk menghilangkan atau menangkal tenaga putar yang bisa menyebabkan badan helikopter itu berputar, maka perlu dipasang antitorque. Ane jelasin lagi nih yang belum ngerti Torque pas diatas
. Heading kontrol helikopter.
Antitorque ini dapat berupa tail rotor atau rotor ekor yang dipasang pada ekor pesawat yang juga berfungsi sebagai rudder. Konfigurasi ini dapat dilihat pada helikopter umumnya seperti Bell-412, Bell-205 atau UH-1 Huey, atau NBO-105, dan AS-330 Puma atau AS-335 Super Puma, AH-64 APACHE atau Mi-25 HIND.
 Contoh konfigurasi tail rotor pada Bell-205 dan Mi-25 HIND.
Selain menggunakan tail rotor, masih ada beberapa desain yang lain. Misalnya yang menggunakan sistem tandem seperti yang digunakan pada helikopter Boeing CH-47 Chinook atau CH-46 Sea Knight. Kedua rotor tersebut yang bersama-sama berukuran besar masing-masing ditempatkan di depan dan di belakang badan helikopter. Keduanya simetris namun memiliki putaran yang berlawanan arah . Maksudnya untuk saling meniadakan efek putaran yang ditimbulkan satu sama lain, intermesh dalam bahasa populernya.
 sistem tandem pada helikopter CH-46 Sea Knight (kiri) dan V-12 (kanan).
Cara lain adalah dengan konfigurasi egg-beater. Konfigurasi rancang bangun seperti ini digunakan pada helikopter Ka-25 Kamov buatan Rusia atau Kaman HH-43 Husky. Kedua baling-baling yang sama besarnya itu diletakkan dalam satu poros, terpisah satu sama lain dimana yang satu diletakkan diatas rotor lainnya. Keduanya berputar berlawanan arah. Maksudnya untuk menghilangkan efek putaran atau torque.
. Contoh konfigurasi egg-beater pada Ka-25 Kamov (kiri) dan Kaman HH-43 Husky (kanan).

Selain ketiga cara di atas, dibuat juga konfigurasi tanpa rotor ekor. Helikopter ini d
isebut NOTAR (No Tail Rotor) ini memiliki sistem yang sedikit berbeda dengan sistem yang ada, di mana memanfaatkan semburan gas panas dari mesin utama yang disalurkan melalui tabung ekor. Contohnya adalah helikopter MD-902 Explorer.


. Diagram dari sistem NOTAR.




Contoh helikopter dengan sistem NOTAR (MD-902 Explorer).
Masih kurang ngerti Gan? wkwk gak papa Gan namanya juga belajar . Ane juga awalnya susah ngertinya dan akhirnya setelah liat yusup eh youtube ane lumayan paham Gan makanya liat video ini Gan biar tambah mudeng !

 by: raka

8 komentar:

  1. Agar bisa maju dan mundur itu bagaimana gan.?

    BalasHapus
  2. baling2 heli copter itu mesti gimna.mainan ank sy kok ga naik2

    BalasHapus
  3. baling2 heli copter itu mesti gimna.mainan ank sy kok ga naik2

    BalasHapus
  4. bahan buat baling baling helikopter dari apa ya ..apa bisa buat sendiri.

    BalasHapus
  5. Helikopter membutuhkan 2 bilah baling baling agar dapat terbang dengan seimbang.Bagaimaba jika helikopter hanya memiliki 1 bilah baling baling?

    BalasHapus
  6. Apa ada yg jual komponen baling-baling kalau ada mohon di bantu utk alamat dan harganya.trimakasih.

    BalasHapus
  7. Klo heli notar biar berputar 360° gmna itu caranya gan??

    BalasHapus
  8. Klo heli notar biar berputar 360° gmna itu caranya gan??

    BalasHapus